Perasaanku yang dulu membenci perempuan paruh baya ini, perlahan-lahan mulai hilang Hatiku yang dulunya sakit dikala aku mengetahui bahwa ia adalah perempuan yang melahirkanku, dan kemudian membuangku ke sebuah panti asuhan, mulai hilang. Kali ini, perasaan yang aku rasakan hanya kasian, dan juga perasaan iba. Sekalipun dia wanita yang telah membuangku, tapi dengan melihat usaha dia untuk menemukanku belasan tahun, membuatku terenyuh. " Maafkan Ibu, Nak.. Ibu tahu, kau tak akan mau memaafkanku" ujar wanita itu dengan tatapn sendu. Aku terdiam, tidak bisa berkata-kata. Aku hanya bisa menatap kearah wanita itu saja tanpa membuka mulutku menanggapinya. " Naak.. Maafkan Ibu.." ujarnya lagi sambil menangis. Aku tetap mematung, perasaanku campur aduk. Antara bahagia, sedih, marah dan kesal campur menjadi satu. Wanita itu kelihatan mulai menyerah, dan perlahan-lahan mulai menjauhiku dengan uraian airmata. Tanpa sengaja, kakiku mulai berjalan ke arah wanita itu, ke...
Hidup itu seperti strawberry.. Ada manis, kecut dan asam