" Asuuu.." Bentak Doni, saat membuka pintu kontrakanku.
Sontak, aku langsung terkejut dengan teriakan dia saat masuk ke dalam kontrakan.
"heii.. ada apa, bro. Ngapain teriak-teriak dikontrakan orang" ujarku dengan tampang masam.
"Entahlah, aku lagi pusing. Tania, dia sama aja dengan cewe laen" sahut Doni sembari mulai masuk kamarku, dan duduk disampingku yang sibuk dengan game online.
"Dan untuk kesian kalinya, kamu selalu mengeluh tentang sikap Tania, kepadaku. Sudahlah, lepasin Tania. Cari cewe yang lebih baik dari dia" sahutku sambil terus fokus dengan permainan game online.
"Kamu enak bilang kayak gitu. Karena kamu blom ngerasain sayang banget ama cewe" timpal Doni.
Aku hanya melirik kearah Doni, dan kemudian berkata "kata sapa aku ga pernah ngalamin hal kayak kamu".
"Yakin? kamu pernah kayak aku?" tanya Doni ga percaya.
"Hahaha yakinlah, aku juga manusia, kali. Makanya, aku langsung nyaranin kamu buat nyari cewe laen. yang lebih baek daripada si Tania" timpalku tanpa melihat kearah muka Doni.
"Sekalipun kita masih sayang banget ama dia?"
"Kalo kamu merasa tidak kuat dengan sikap dia, buat apa kamu pertahanin? makin sakit ati"
Mendengar perkataanku, Doni langsung terdiam.
Mendadak aku langsung ingat kejadian 2 tahun yang lalu,
Mengingat kenangan yang membuatku menjadi terpuruk, dan mulai tidak percaya lagi dengan namanya harapan.
Tiara, orang yang aku sayang mendadak meninggalkanku. Dia lebih memilih orang lain daripada aku. Hubungan yang aku bina selama 4 tahun, kandas di tengah jalan. Sebelumnya, Rian sahabatku sudah sering memberitahuku bahwa Tiara pergi dengan cowok lain. Aku tidak percaya dengan perkataan Rian. Karena menurutku, Tiara tidak mungkin melakukan hal itu. Dari mataku, Tiara seperti perempuan yang benar-benar menyukaiku.
Dan suatu saat aku melihat didepan mataku, Tiara sedang menggandeng seorang laki-laki. Laki-laki itu bukan seseorang yang ku kenal. Spontan, aku langsung menghampirinya. Tampang Tiara sedikit terkejut melihatku dihadapannya.
" Feriii.. Ngapain disini?" tanya Tiara sambil melepas gandengan tangannya.
" Aku yang harusnya tanya ke kamu. Ngapain ada disini. Katanya sakit, jadi ga bisa keluar rumah" sahutku dengan tatapan tajam.
"Hm.. akuu.."
" Ya uda kalo gitu have fun" ucapku tanpa memperdulikan Tiara yang hendak berkata. dan akupun langsung berlalu dari hadapan Tiara dan pasangannya.
Sejak itu, aku merasa benar-benar sakit hati dengan perbuatan Tiara. Seseorang yang telah membuatku terpuruk cukup lama. Dan yang aku ketahui, dia sekarang telah menikah dengan lelaki itu.
" Perkataanmu sepertinya benar juga. Aku harus ambil keputusan, daripada kayak gini terus" gumam Doni, yang telah membuyarkan lamunanku.
" Hahaha itu emang harus kamu lakuin, Don. Karena aku ga mau suatu saat kamu juga terus-terusan sakit ati kayak gini"
"Kalo kamu merasa tidak kuat dengan sikap dia, buat apa kamu pertahanin? makin sakit ati"
Mendengar perkataanku, Doni langsung terdiam.
Mendadak aku langsung ingat kejadian 2 tahun yang lalu,
Mengingat kenangan yang membuatku menjadi terpuruk, dan mulai tidak percaya lagi dengan namanya harapan.
Tiara, orang yang aku sayang mendadak meninggalkanku. Dia lebih memilih orang lain daripada aku. Hubungan yang aku bina selama 4 tahun, kandas di tengah jalan. Sebelumnya, Rian sahabatku sudah sering memberitahuku bahwa Tiara pergi dengan cowok lain. Aku tidak percaya dengan perkataan Rian. Karena menurutku, Tiara tidak mungkin melakukan hal itu. Dari mataku, Tiara seperti perempuan yang benar-benar menyukaiku.
Dan suatu saat aku melihat didepan mataku, Tiara sedang menggandeng seorang laki-laki. Laki-laki itu bukan seseorang yang ku kenal. Spontan, aku langsung menghampirinya. Tampang Tiara sedikit terkejut melihatku dihadapannya.
" Feriii.. Ngapain disini?" tanya Tiara sambil melepas gandengan tangannya.
" Aku yang harusnya tanya ke kamu. Ngapain ada disini. Katanya sakit, jadi ga bisa keluar rumah" sahutku dengan tatapan tajam.
"Hm.. akuu.."
" Ya uda kalo gitu have fun" ucapku tanpa memperdulikan Tiara yang hendak berkata. dan akupun langsung berlalu dari hadapan Tiara dan pasangannya.
Sejak itu, aku merasa benar-benar sakit hati dengan perbuatan Tiara. Seseorang yang telah membuatku terpuruk cukup lama. Dan yang aku ketahui, dia sekarang telah menikah dengan lelaki itu.
" Perkataanmu sepertinya benar juga. Aku harus ambil keputusan, daripada kayak gini terus" gumam Doni, yang telah membuyarkan lamunanku.
" Hahaha itu emang harus kamu lakuin, Don. Karena aku ga mau suatu saat kamu juga terus-terusan sakit ati kayak gini"
Komentar
Posting Komentar