Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

Doaku untukku, dan dirinya

Tuhan.. Ternyata aku dan dia memang benar-benar tidak bisa bersama.. Itu telah menjadi pilihan kami berdua.. Semoga pilihan ini yang terbaik bagi kami, dan kedua Orangtua kami.. Dia tidak bisa menjawab saat kutanyakan tentang hal itu,, tentang keganjalan dari hubungan kita berdua Dan.. semoga ultimatum yang aku katakan padanya, akan menjadi yang terbaik untuk semuanya.. Aku sayang dia.. Amat sangat sayang dia.. Tapi masalah perbedaan agama ini sangat membuatku tersiksa. Semoga dia dapat menemukan seseorang yang lebih baik dariku.  #Doa seorang perempuan

Dia, seseorang yang ku sayangi

Kamu.. Ya.. Kamu yang aku maksud.. Apa aku harus bisa menerima keputusanmu? keputusan yang benar-benar kita ambil? Akankah kamu menjadi satu keyakinan denganku? Akupun tak yakin dengan hal itu.. Karena kamu.. Belum sepenuhnya menginginkan hal itu.. Satu agama denganku? Akankah kedua orangtuamu menyetujui hal itu? kamu.. Orang yang sangat aku sayangi.. Keputusan ini sangat berat.. Mungkin, suatu saat jika kita bisa bertemu kembali di kehidupan mendatang.. Kau akan menjadi seseorang.. Seseorang yang berada disampingku untuk selamanya dengan satu keyakinan tersebut.. #Inspirasi orang-orang yang pernah merasakannya

curhatku untuk mu..

Pilihan.. Yaa.. Itu yang sekarang sedang aku pikirkan Pilihan dalam kehidupanku yang akan kujalani kelak. Pilihan yang akhirnya aku harus menerima resiko apa saja. Dia.. seseorang yang selalu ada di dekatku. Dia.. Seseorang yang selalu berada tepat disampingku, disaat aku sedih, ataupun senang. Tapi... Apa aku yakin dia adalah jodohku? Jodoh yang telah dikirimkan Tuhan kepadaku. Jodoh yang akan mendampingiku disisa umurku?? Oh.. tidaak.. Kalau memang dia benar-benar orang yang Tuhan jodohkan kepadaku.. Seharusnya Tuhan dapat memberikan jalan keluar dalam permasalahn hubunganku dengannya.. Permasalahan yang sangat rumit menurutku.. Apakah kita akan tetap bersama jika kita tetap tidak bisa menjadi satu keyakinan?? Itu adalah sebuah pilihan yang sangat rumit.. Dia.. seseorang yang sangat kusayangi.. semoga kau tau, hubungan kita harus ada jalan keluar.. sekalipun itu akan menyakitkan ataupun akan menyenangkan bagiku, kau dan kedua keluarga kita

Jogja... Ngga jadi lagi

Okelaah.. Kali ini Fika berasa sangat jenuh.. Bener-bener butuh refresing.. Sebelumnya, Esy iseng-iseng bilang.. " Mbak Jumat besok ke Jogja yukk.." " Ngga aah.. Ga ada uang.. Ngga bisa ke Jogja" " Esy Bosen, butuh refresing.." " Sama,, juga uda bosen. Pengen refresing. Ayo wes.. Ke jogja" " Pamit ke Ibu dulu yaa..." " Ngga usa siii.. Ntar ujung-ujungnya ga bakal boleh.." " Coba aja. Masa ke Jogja ga dibolehin. Deket gini.." " Pokoknya aku ga mau bicara ama ibu. Uda trauma dulu ke Bandung ga dibolehin" " Iyaa..." setelah perdebatan yang lumayan laah.. Ujung-ujungnya mengalah... Fika ga jadi ke Jogja.. Fika ga jadi refresing.. Fika ga jadi liburan.. Dan ujung-ujungnya.. Ke surabaya.. Ngga seneng? Uda bosen ama suasana Surabaya.. Lagi bener-bener pengen suasana baru.. Surabaya pastinya cuma pergi ke Mall.. Ujung-ujungnya belanja.. Fika ngga

karena itu pilihanmu, dan aku dukung itu

Mendadak aku terinspirasi dengan sebuah DP ( Display Picture ) Sepupuku. Maaf, kalo ntar dia bakal baca isi postinganku kali ini. Ini sebuah pendapat Fika yang menurutnya Fika, terserah ntar orang menilaimu kayak apa. Karena itu hidupmu. Hidup yang kamu pilih, dan aku pun hanya bisa mendukungmu, bener-bener dukung apa pun keputusan yang kamu ambil. Terserah orang menilaimu kayak apa,, orang banyak yang menyayangkan ama keputusanmu itu. Fika dari awal ga pernah mengomentari apapun langkahmu itu. Karena satu hal, karena itu uda jalan yang kamu pilih, itu pula uda menjadi keputusanmu. Aku acungin jempol ama keputusanmu itu. Bukan malah menyayangkan apa yang kamu pilih. Karena akupun tidak bakal bisa untuk membuat sebuah keputusan yang sulit seperti itu. Mungkin, kalo akupun yang dikasi pilihan seperti itu, aku hanya bisa diam dan terus berpikir ulang yang akhirnya balik untuk kembali. Bukan tetap teguh ama pendirian seperti yang kamu ambil. Aku cuma bisa bilang.. Aku selalu mendukung ap

Sayatan kecil dihatiku

keheningan malam... disaat itu.. aku hanya termenung di dalam sebuah kamar.. kamar yang sempit, yang hanya bisa memuat 2 orang dan dengan berbagai peralatan-peralatan kecil.. aku hanya sedikit tertegun dengan semua yang ada di sekelilingku.. " mengapa semua barangku menjadi seperti ini? tidak terawat, jelek dan kotor" ujarku kepada salah seorang teman satu kamarku. Dia hanya terkekeh mendengar perkataanku.. " mengapa kau tertawa seperti itu ? apakah ada yang aneh denganku?" Dia tersenyum, dan berkata, " tidakkah kau sadar Laras. Sudah 3 minggu kau hanya terdiam seperti itu dan terus meringkuk seperti sedang memikirkan sesuatu. Apakah kau tak sadar?" Aku mengerutkan kening. Bingung dengan perkataan teman sekamarku. " kau berbohong. Aku tak penah seperti itu. Aku meringkuk seperti ini dari 3 minggu sebelumnya? Apa yang terjadi? mengapa kau berkata demikian?" Dewi, teman sekamarku mulai merangkulku. Dan berkata, " Kau tak ingat kejad

haru di dalam sebuah kereta

di dalam kereta api MALABAR.. Keramaian yang ada disekitarku, membuatku menjadi larut dalam pikiranku sendiri.. Akupun hanya menatap kearah jendela kereta api.. tak terasa, telah sampai di stasiun Tasikmalaya.. Aku setengah terkejut dengan tepukan seseorang sebelah kiriku... akupun mulai menoleh dengan tatapan bingung.. " Maaf, kursi 3A?" Akupun hanya mengangguk dan tersenyum simpul kepada seorang wanita paruh baya yang ternyata hanya menepuk bahuku untuk memastikan tempat yang dia duduki. Aku balik menatap kearah jendela... Pikiranku melayang ke kejadian distasiun Bandung tadi sore. Disaat aku mengutarakan maksudku, dan disaat dia akhirnya mulai memberikan sebuah jawaban yang sebenarnya sangat aku tunggu dari mulutnya. " Jeleek.. terima kasih. Kau adalah laki-laki yang benar-benar aku harapkan menjadi imamku" Gumamanku itu mulai membuatku menangis terharu. Tanpa sadar, airmata mulai mengalir dengan sangat deras. Akupun tak bisa mengontrol emosiku. Luapan

sekilas di stasiun kota Bandung

15.00 Tepat pada jam 3 sore, aku berada di deretan tempat duduk penunggu di stasiun kereta. Aku hanya bisa termenung dan juga hanya bisa duduk terdiam untuk beberapa waktu. " Kau kenapa, little angelku?" Dia menanyakan hal itu disaat aku menunduk, dan semakin menunduk. Aku hanya menggelengkan kepalaku dengan perasaan setengah berbohong. " Oke, apa aku ada salah denganmu? sehingga kau terdiam seperti ini?" Aku tetap diam, tidak menjawab pertanyaannya. sekilas aku melihat kearah dia. Dia duduk dengan posisi kepala menghadap keatas sambil menghembuskan napasnya. " Jeleek.. aku ingin kita bisa jadi lebih serius lagi. Aku bingung, hubungan kita selama ini seperti apa menurutmu?" Akupun mulai memberanikan diri untuk berbicara dengan dia. " lebih serius?? selama ini hubungan kita uda serius kan, little angelku" Dia bertanya dengan alis sedikit mengangkat, tanda tidak paham dengan apa yang aku maksud. " Iyaaa.. aku tau kita selama ini u