Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

aku dan Androphobia

Androphobia?? Entah sejak kapan pastinya aku mulai mengidap phobia macam ini.. Ketakutanku yang berlebihan ini terkadang membuatku dan orang sekitar merasa tidak nyaman. Aku hanya merasa takut dengan para lelaki. Entah mengapa jika melihat mereka, aku langsung merasa takut. Perasaanku mendadak merasa tidak nyaman jika mereka berada disekitarku. " Fin, kenapa?" Aku hanya mengelengkan kepala, dan terus menunduk. Perasaan resah mendadak muncul kembali, ketika ada seorang lelaki menghampiriku. "Ta, kita pulang sekarang" ujarku langsung berdiri dan berlalu dari meja yang aku tempati. Perasaan resah itu, mendadak berangsur-angsur menghilang seiring dengan menjauhnya diriku dengan lelaki itu. "Aku takut, Ta. Takut dengan lelaki" sahutku sambil menunduk. Tata mendengar jawabanku, dia hanya terdiam dan langsung merangkulku. "Aku baru pertama kali tahu kalo ada orang yang takut lelaki, Fin" sahut Fina sambil terus merangkulku. Sementara ak

Kamu dan wajahmu

Tatapan semua orang mengarah kepadaku. Entahlah, seperti ada yang aneh denganku, sehingga orang-orang menatapku dengan tatapan yang tajam, dan terkadang mereka saling berbisik. Merasa risih, akupun hanya bisa melihat pada diriku sendiri. Takut ada yang yang salah dengan caraku berpakaian ataupun dengan gaya dandananku yang membuat mereka seperti itu. " Tenanglah, itu bukan karena dirimu. Tapi mereka melihatku, Far" "Kamu? ada apa denganmu, Ndi?" "Hahaha tidak ada, Far. Intinya, mereka membicarakan dan melihatku" Aku hanya bisa melongo mendengar pernyataan Andi, temanku di masa SMA. Entah, ada apa dengan Andi. Aku juga tidak merasakan dia ada yang aneh. Tapi mengapa orang-orang banyak yang melihat kearah aku dengan dia. Andi sepertinya mengerti dengan kebingunganku, dia langsung tersenyum dan mengajakku keluar dari cafe itu. "Aku paham, kamu bingung Far. Kenapa banyak yang melihat kearah kita" Ujar Andi saat berada diluar cafe. Aku ters

kamu dan hadiah kecilmu

Aku melirik kearah jam dinding yang berada tepat diatas kepalaku. "Ya ampun, uda jam 5. Duh, Farid bakal marah-marah" Batinku, sambil sibuk membereskan pekerjaanku yang berada diatas meja. Hari ini, adalah hari jadiku dengan Farid yang ke 4 tahun. Dan akupun uda ngejanjiin dia buat ngerayain bareng dengan dia di salah satu kafe kesukaanku dengan dia. Aku langsung keluar dari kantor, dan langsung masuk ke salah satu taksi yang mangkal didepan kantorku. "Duh, Farid bakal marah" batinku lagi. Aku langsung bbm Farid, "Maaf, aku terlambat" Beberapa saat aku menunggu jawaban dari bbmku, hanya di jawab dengan tulisan, "Y" Perasaanku mulai merasa tidak nyaman dengan jawaban Farid. Tapi aku hanya bisa menghela nafas, sambil terus menatap ke arah jalan.                                                                                     *** "Duh, Maafin aku yaa.. tadi kerjaan di kantor banyak banget" ujarku sambil duduk di tempat yang u

Antara Perasaan, hati dan akal

Perasaan macam apa ini?? Perasaan yang sampai sekarang masih berakar, tidak dapat dicabut sekalipun menggunakan berbagai macam alat. Perasaan benci itu masih ada kah? Atau hanya sebuah perasaan yang sekelebat dan mendadak hilang.. Seiring dengan berjalannya waktu, belajar untuk memaafkan orang lain sangat sulit. Benar, sangat sulit. sehingga belajar untuk tetap tersenyum dihadapannyapun susah. Selalu menatap kearah dia dengan tatapan kemarahan, kebencian. Terkadang, hati itu berkata " Tolong, maafkan dia. Kau akan segera meninggalkan dunia ini. Segeralah belajar untuk memaafkan, karena disaat kau meninggal harus bersih dari perasaan benci itu". Sementara akal? Terkadang masih merasa tidak adil, dengan perkataan dia, dengan sikap dia, membuat perasaan benci itu muncul kembali. Apakah hati dan akal bisa beriringan? Agar kita bisa sama-sama belajar apa itu arti memaafkan. Karena, Allah sendiri bisa memaafkan umat-Nya. Sementara kita? Entahlah..