keheningan malam...
disaat itu..
aku hanya termenung di dalam sebuah kamar..
kamar yang sempit, yang hanya bisa memuat 2 orang dan dengan berbagai peralatan-peralatan kecil..
aku hanya sedikit tertegun dengan semua yang ada di sekelilingku..
" mengapa semua barangku menjadi seperti ini? tidak terawat, jelek dan kotor" ujarku kepada salah seorang teman satu kamarku.
Dia hanya terkekeh mendengar perkataanku..
" mengapa kau tertawa seperti itu ? apakah ada yang aneh denganku?"
Dia tersenyum, dan berkata, " tidakkah kau sadar Laras. Sudah 3 minggu kau hanya terdiam seperti itu dan terus meringkuk seperti sedang memikirkan sesuatu. Apakah kau tak sadar?"
Aku mengerutkan kening. Bingung dengan perkataan teman sekamarku.
" kau berbohong. Aku tak penah seperti itu. Aku meringkuk seperti ini dari 3 minggu sebelumnya? Apa yang terjadi? mengapa kau berkata demikian?"
Dewi, teman sekamarku mulai merangkulku. Dan berkata, " Kau tak ingat kejadian 3 minggu yang lalu? Dimana calon suamimu mengalami kecelakaan kereta api? Dan diapun dikabarkan telah meninggal?"
Tanpa sadar, aku langsung mengingat semua kejadian 3 minggu yang lalu. Kejadian dimana membuatku benar-benar terpuruk dan merasa bersalah dengan apa yang aku perbuat. Airmataku pun lagsung menetes. Dan akupun mulai menangis dengan isakan yang sangat keras. Dewi merangkulku lebih erat dan sangat kuat. Dia mulai menenangkanku kembali.
" Ohh.. Laras. Maafkan aku, aku mengingatkanmu tentang kejadian 3 minggu lalu. Aku benar-benar minta maaf. Tidak seharusnya aku membuatmu mengingat masa lalu itu"
Aku tidak bisa menjawab perkataan Dewi. Aku tetap terus menangis, " Seharusnya dia tidak perlu datang ke Malang untuk melamarku. Seharusnya dia terus ada di Bandung. Dan seharusnya aku tak mengatakan kepadanya tentang kegelisahanku. Aku menyesal telah mengutarakan kegelisahan hatiku saat itu, Dewi. Aku benar-benar menyesal" disela isak tangisku, aku terus mengatakan hal itu.
" Laras, tenangkan hatimu. Itu bukan salahmu. Itu adalah takdir dari Allah, yang tidak seharusnya kau menyalahkan hatimu. Tak seharusnya kau terus dirundung kesedihan seperti ini" Dewi terus saja menenangkanku.
Tangisku pun mulai mereda. Dewi langsung memberikan sebuah surat yang ternyata akupun tak mengetahuinya.
" Ini, aku menemukan surat ini didalam tas kecilmu. Maaf, karena aku lancang membongkar tas kecilmu itu"
Aku hanya terdiam, dan langsung menerima surat yang ada digenggaman Dewi.
Surat itu ternyata adalah surat yang ditulis oleh dia, sebelum aku pulang ke Malang.
" Little Angel,,
Aku tak tau harus menulis apa..
Aku bingung, aku hanya ingin kau tau..
bahwa aku sangat menyayangimu..
Mungkin, untuk saat ini aku masih belum mempunyai pekerjaan yang mapan..
Sehingga aku belum bisa melamarmu..
Aku belum punya keberanian untuk bisa memintamu dihadapan kedua orangtuamu..
Tapi aku bahagia, karena kau terus mendukungku..
Kau terus berada disisiku sampai 5 tahun ini..
Aku berharap, kau akan menjadi Little Angelku sampai kita menjadi kakek nenek..
Aku sangat menyayangimu..
Love you..."
Aku langsung menangis dengan perasaan sangat sakit saat membaca surat dia.
Aku benar-benar menyayanginya..
Aku benar-benar mencintainya..
Aku benar-benar tak bisa hidup tanpa dia..
disaat itu..
aku hanya termenung di dalam sebuah kamar..
kamar yang sempit, yang hanya bisa memuat 2 orang dan dengan berbagai peralatan-peralatan kecil..
aku hanya sedikit tertegun dengan semua yang ada di sekelilingku..
" mengapa semua barangku menjadi seperti ini? tidak terawat, jelek dan kotor" ujarku kepada salah seorang teman satu kamarku.
Dia hanya terkekeh mendengar perkataanku..
" mengapa kau tertawa seperti itu ? apakah ada yang aneh denganku?"
Dia tersenyum, dan berkata, " tidakkah kau sadar Laras. Sudah 3 minggu kau hanya terdiam seperti itu dan terus meringkuk seperti sedang memikirkan sesuatu. Apakah kau tak sadar?"
Aku mengerutkan kening. Bingung dengan perkataan teman sekamarku.
" kau berbohong. Aku tak penah seperti itu. Aku meringkuk seperti ini dari 3 minggu sebelumnya? Apa yang terjadi? mengapa kau berkata demikian?"
Dewi, teman sekamarku mulai merangkulku. Dan berkata, " Kau tak ingat kejadian 3 minggu yang lalu? Dimana calon suamimu mengalami kecelakaan kereta api? Dan diapun dikabarkan telah meninggal?"
Tanpa sadar, aku langsung mengingat semua kejadian 3 minggu yang lalu. Kejadian dimana membuatku benar-benar terpuruk dan merasa bersalah dengan apa yang aku perbuat. Airmataku pun lagsung menetes. Dan akupun mulai menangis dengan isakan yang sangat keras. Dewi merangkulku lebih erat dan sangat kuat. Dia mulai menenangkanku kembali.
" Ohh.. Laras. Maafkan aku, aku mengingatkanmu tentang kejadian 3 minggu lalu. Aku benar-benar minta maaf. Tidak seharusnya aku membuatmu mengingat masa lalu itu"
Aku tidak bisa menjawab perkataan Dewi. Aku tetap terus menangis, " Seharusnya dia tidak perlu datang ke Malang untuk melamarku. Seharusnya dia terus ada di Bandung. Dan seharusnya aku tak mengatakan kepadanya tentang kegelisahanku. Aku menyesal telah mengutarakan kegelisahan hatiku saat itu, Dewi. Aku benar-benar menyesal" disela isak tangisku, aku terus mengatakan hal itu.
" Laras, tenangkan hatimu. Itu bukan salahmu. Itu adalah takdir dari Allah, yang tidak seharusnya kau menyalahkan hatimu. Tak seharusnya kau terus dirundung kesedihan seperti ini" Dewi terus saja menenangkanku.
Tangisku pun mulai mereda. Dewi langsung memberikan sebuah surat yang ternyata akupun tak mengetahuinya.
" Ini, aku menemukan surat ini didalam tas kecilmu. Maaf, karena aku lancang membongkar tas kecilmu itu"
Aku hanya terdiam, dan langsung menerima surat yang ada digenggaman Dewi.
Surat itu ternyata adalah surat yang ditulis oleh dia, sebelum aku pulang ke Malang.
" Little Angel,,
Aku tak tau harus menulis apa..
Aku bingung, aku hanya ingin kau tau..
bahwa aku sangat menyayangimu..
Mungkin, untuk saat ini aku masih belum mempunyai pekerjaan yang mapan..
Sehingga aku belum bisa melamarmu..
Aku belum punya keberanian untuk bisa memintamu dihadapan kedua orangtuamu..
Tapi aku bahagia, karena kau terus mendukungku..
Kau terus berada disisiku sampai 5 tahun ini..
Aku berharap, kau akan menjadi Little Angelku sampai kita menjadi kakek nenek..
Aku sangat menyayangimu..
Love you..."
Aku langsung menangis dengan perasaan sangat sakit saat membaca surat dia.
Aku benar-benar menyayanginya..
Aku benar-benar mencintainya..
Aku benar-benar tak bisa hidup tanpa dia..
Komentar
Posting Komentar