Aku melirik kearah jam dinding yang berada tepat diatas kepalaku.
"Ya ampun, uda jam 5. Duh, Farid bakal marah-marah" Batinku, sambil sibuk membereskan pekerjaanku yang berada diatas meja.
Hari ini, adalah hari jadiku dengan Farid yang ke 4 tahun.
Dan akupun uda ngejanjiin dia buat ngerayain bareng dengan dia di salah satu kafe kesukaanku dengan dia.
Aku langsung keluar dari kantor, dan langsung masuk ke salah satu taksi yang mangkal didepan kantorku.
"Duh, Farid bakal marah" batinku lagi.
Aku langsung bbm Farid, "Maaf, aku terlambat"
Beberapa saat aku menunggu jawaban dari bbmku, hanya di jawab dengan tulisan, "Y"
Perasaanku mulai merasa tidak nyaman dengan jawaban Farid. Tapi aku hanya bisa menghela nafas, sambil terus menatap ke arah jalan.
***
"Duh, Maafin aku yaa.. tadi kerjaan di kantor banyak banget" ujarku sambil duduk di tempat yang uda Farid pilih. Farid hanya melihatku sekilas, kemudian langsung menyodorkan menu makanan.
"Kamu makan apa, Rid?" tanyaku sambil melihat menu.
"Kamu aja yang milihin" sahutnya dngan nada datar.
Setelah aku memilih menu, akupun langsung menatap wajah Farid, pacarku.
" Kamu marah ya? Duh, maaf banget yaaa" ujarku sambil terus menatap wajah Farid.
" Aku ngga marah, Ta. Tapi sedikit kesel aja" sahut Farid dengan wajah cemberutnya.
" Iyaaa... maafin aku, yaa.. Masa di hari jadi kita, kitanya marah-marah kayak gini" rayuku sambil memasang wajah semanis mungkin.
Farid langsung tersenyum kepadaku, dan mengangguk.
Disaat sedang asik makan, mendadak terhenti ketika Farid memberikanku sebuah hadiah.Dia memberikanku sebuah kotak, yang akupun tidak tau itu isinya apa.
" ini apa?"
" Uda, langsung buka aja Ta"
Aku langsung membuka kotak yang dia berikan. Secara spontan, aku hanya bisa diam.
Di dalam kotak itu, ada sebuah cincin dan ada sebuah tulisan, " will you marry me?"
" Ta, kamu kok diem aja? ga ada ekspresi sama sekali" Farid mengagetkanku dengan perkataan dia.
Aku langsung menatap Farid, dan belum bisa buat berkata apa-apa.
"Kalo Tata ngga jawab, berarti tandanya ga mau. Ya kan?" ujar Farid dengan wajah kecewa.
"Ehh.. kata sapa aku ga mau? Aku mau kok" jawabku cepat.
Farid langsung tertawa dan berkata, " Hahaha baguslah, sayang. Karena jawaban itu yang aku tunggu dari kamu"
Farid, lelaki yang aku kenal dari jaman sma.
Sahabatku, tempat curhat, dan kakak disaat aku lagi butuh masukan.
Sekarang, seiring berjalannya waktu telah menjadi seseorang yang terpenting dihidupku.
Dan tanpa sengaja, akupun mulai menjadi bagian dari hidupnya.
Entah karena alesan apa, aku dulu bisa menjadi pacar dia.
Merasa beruntung, dia orang yang paling sabar ngadepin aku yang egois, dan ga mau kalah.
Sekarang, uda berjalan 4 tahun.
Tidak terasa waktu uda berjalan cepat, dan membuat hubunganku bisa memasuki 4 tahun.
Lelaki yang paling sabar, terima kasih telah menemaniku selama ini.
Dan, terima kasih dengan hadiah kecil tapi membahagiakannya.
"Ya ampun, uda jam 5. Duh, Farid bakal marah-marah" Batinku, sambil sibuk membereskan pekerjaanku yang berada diatas meja.
Hari ini, adalah hari jadiku dengan Farid yang ke 4 tahun.
Dan akupun uda ngejanjiin dia buat ngerayain bareng dengan dia di salah satu kafe kesukaanku dengan dia.
Aku langsung keluar dari kantor, dan langsung masuk ke salah satu taksi yang mangkal didepan kantorku.
"Duh, Farid bakal marah" batinku lagi.
Aku langsung bbm Farid, "Maaf, aku terlambat"
Beberapa saat aku menunggu jawaban dari bbmku, hanya di jawab dengan tulisan, "Y"
Perasaanku mulai merasa tidak nyaman dengan jawaban Farid. Tapi aku hanya bisa menghela nafas, sambil terus menatap ke arah jalan.
***
"Duh, Maafin aku yaa.. tadi kerjaan di kantor banyak banget" ujarku sambil duduk di tempat yang uda Farid pilih. Farid hanya melihatku sekilas, kemudian langsung menyodorkan menu makanan.
"Kamu makan apa, Rid?" tanyaku sambil melihat menu.
"Kamu aja yang milihin" sahutnya dngan nada datar.
Setelah aku memilih menu, akupun langsung menatap wajah Farid, pacarku.
" Kamu marah ya? Duh, maaf banget yaaa" ujarku sambil terus menatap wajah Farid.
" Aku ngga marah, Ta. Tapi sedikit kesel aja" sahut Farid dengan wajah cemberutnya.
" Iyaaa... maafin aku, yaa.. Masa di hari jadi kita, kitanya marah-marah kayak gini" rayuku sambil memasang wajah semanis mungkin.
Farid langsung tersenyum kepadaku, dan mengangguk.
Disaat sedang asik makan, mendadak terhenti ketika Farid memberikanku sebuah hadiah.Dia memberikanku sebuah kotak, yang akupun tidak tau itu isinya apa.
" ini apa?"
" Uda, langsung buka aja Ta"
Aku langsung membuka kotak yang dia berikan. Secara spontan, aku hanya bisa diam.
Di dalam kotak itu, ada sebuah cincin dan ada sebuah tulisan, " will you marry me?"
" Ta, kamu kok diem aja? ga ada ekspresi sama sekali" Farid mengagetkanku dengan perkataan dia.
Aku langsung menatap Farid, dan belum bisa buat berkata apa-apa.
"Kalo Tata ngga jawab, berarti tandanya ga mau. Ya kan?" ujar Farid dengan wajah kecewa.
"Ehh.. kata sapa aku ga mau? Aku mau kok" jawabku cepat.
Farid langsung tertawa dan berkata, " Hahaha baguslah, sayang. Karena jawaban itu yang aku tunggu dari kamu"
Farid, lelaki yang aku kenal dari jaman sma.
Sahabatku, tempat curhat, dan kakak disaat aku lagi butuh masukan.
Sekarang, seiring berjalannya waktu telah menjadi seseorang yang terpenting dihidupku.
Dan tanpa sengaja, akupun mulai menjadi bagian dari hidupnya.
Entah karena alesan apa, aku dulu bisa menjadi pacar dia.
Merasa beruntung, dia orang yang paling sabar ngadepin aku yang egois, dan ga mau kalah.
Sekarang, uda berjalan 4 tahun.
Tidak terasa waktu uda berjalan cepat, dan membuat hubunganku bisa memasuki 4 tahun.
Lelaki yang paling sabar, terima kasih telah menemaniku selama ini.
Dan, terima kasih dengan hadiah kecil tapi membahagiakannya.
Komentar
Posting Komentar