Androphobia??
Entah sejak kapan pastinya aku mulai mengidap phobia macam ini..
Ketakutanku yang berlebihan ini terkadang membuatku dan orang sekitar merasa tidak nyaman.
Aku hanya merasa takut dengan para lelaki.
Entah mengapa jika melihat mereka, aku langsung merasa takut.
Perasaanku mendadak merasa tidak nyaman jika mereka berada disekitarku.
" Fin, kenapa?"
Aku hanya mengelengkan kepala, dan terus menunduk.
Perasaan resah mendadak muncul kembali, ketika ada seorang lelaki menghampiriku.
"Ta, kita pulang sekarang" ujarku langsung berdiri dan berlalu dari meja yang aku tempati.
Perasaan resah itu, mendadak berangsur-angsur menghilang seiring dengan menjauhnya diriku dengan lelaki itu.
"Aku takut, Ta. Takut dengan lelaki" sahutku sambil menunduk.
Tata mendengar jawabanku, dia hanya terdiam dan langsung merangkulku.
"Aku baru pertama kali tahu kalo ada orang yang takut lelaki, Fin" sahut Fina sambil terus merangkulku.
Sementara aku, hanya terdiam mendengar perkataan Tata.
***
4 tahun yang lalu,
Aku berlari tersenggal-senggal, aku takut dengan lelaki yang mengejarku.
Tidak tahu apa yang membuat lelaki itu mengejarku dengan penuh semangat.
Mendadak, dia dapat menangkapku dan menarikku ke sebuah gang yang gelap dan hendak melakukan sesuatu kepadaku.
Akupun langsung berteriak dan meronta-ronta, berharap ada yang menolongku dan menjauhkan lelaki itu dariku.
Teriakanku ternyata tidak sia-sia, seorang ibu dngan suaminya langsung menghampiriku dan menarikku dari lelaki yang hampir melakukan hal yang tidak baik terhadapku.
Lelaki itu langsung dibawa ke kantor polisi dan dilakukan pemeriksaan secara lanjut.
Sementara aku, hanya bisa diam dan terpaku.
Tidak dapat mengatakan apa-apa.
Menurut para polisi, aku semacam merasa terguncang dan depresi dengan kejadian yang aku alami.
"Nak, itu ibu dan bapakmu" ujar salah satu polisi sambil menunjuk ke arah kedua orangtuaku.
Aku hanya menolah sekilas, kemudian langsung menunduk.
Perasaan jijik, takut dan marah bercampur menjadi satu.
Aku tidak mempedulikan orang sekitarku, terlebih kedua orangtuaku
Aku hanya memikirkan kejadian yang tadi aku alami.
"Sayang, maafkan Mama. Mama harusnya lebih menjagamu agar tidak terjadi hal seperti ini"
Ucapan Mama tidak membuatku menoleh kepadanya.
"Sayang, lihat mama" ucap Mama sambil memaksakanku untuk melihat kearahnya.
seketika, disaat melihat wajah Mama, aku langsung menangis.
"Aku jijik dengan diriku, Ma" ucapku ditengah isak tangisku.
Aku hanya merasa takut dengan para lelaki.
Entah mengapa jika melihat mereka, aku langsung merasa takut.
Perasaanku mendadak merasa tidak nyaman jika mereka berada disekitarku.
" Fin, kenapa?"
Aku hanya mengelengkan kepala, dan terus menunduk.
Perasaan resah mendadak muncul kembali, ketika ada seorang lelaki menghampiriku.
"Ta, kita pulang sekarang" ujarku langsung berdiri dan berlalu dari meja yang aku tempati.
Perasaan resah itu, mendadak berangsur-angsur menghilang seiring dengan menjauhnya diriku dengan lelaki itu.
"Aku takut, Ta. Takut dengan lelaki" sahutku sambil menunduk.
Tata mendengar jawabanku, dia hanya terdiam dan langsung merangkulku.
"Aku baru pertama kali tahu kalo ada orang yang takut lelaki, Fin" sahut Fina sambil terus merangkulku.
Sementara aku, hanya terdiam mendengar perkataan Tata.
***
4 tahun yang lalu,
Aku berlari tersenggal-senggal, aku takut dengan lelaki yang mengejarku.
Tidak tahu apa yang membuat lelaki itu mengejarku dengan penuh semangat.
Mendadak, dia dapat menangkapku dan menarikku ke sebuah gang yang gelap dan hendak melakukan sesuatu kepadaku.
Akupun langsung berteriak dan meronta-ronta, berharap ada yang menolongku dan menjauhkan lelaki itu dariku.
Teriakanku ternyata tidak sia-sia, seorang ibu dngan suaminya langsung menghampiriku dan menarikku dari lelaki yang hampir melakukan hal yang tidak baik terhadapku.
Lelaki itu langsung dibawa ke kantor polisi dan dilakukan pemeriksaan secara lanjut.
Sementara aku, hanya bisa diam dan terpaku.
Tidak dapat mengatakan apa-apa.
Menurut para polisi, aku semacam merasa terguncang dan depresi dengan kejadian yang aku alami.
"Nak, itu ibu dan bapakmu" ujar salah satu polisi sambil menunjuk ke arah kedua orangtuaku.
Aku hanya menolah sekilas, kemudian langsung menunduk.
Perasaan jijik, takut dan marah bercampur menjadi satu.
Aku tidak mempedulikan orang sekitarku, terlebih kedua orangtuaku
Aku hanya memikirkan kejadian yang tadi aku alami.
"Sayang, maafkan Mama. Mama harusnya lebih menjagamu agar tidak terjadi hal seperti ini"
Ucapan Mama tidak membuatku menoleh kepadanya.
"Sayang, lihat mama" ucap Mama sambil memaksakanku untuk melihat kearahnya.
seketika, disaat melihat wajah Mama, aku langsung menangis.
"Aku jijik dengan diriku, Ma" ucapku ditengah isak tangisku.
baru tau yang namnaya androphobia :o
BalasHapusaku juga baru tau setelag ngebaca novel tentang androphobia :D
HapusKalo gini ceritanya, bisa disangka suka sesama jenis loh...
BalasHapusemang sih... biasanya mereka merasa nyaman dengan sesama jenis,, ga heran juga kalo mereka yang punya androphobia keseringan dikira lesbi :)
Hapus