Stasiun Lempuyangan
Hari ini, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di kota Yogyakarta.
Aku yang terduduk lemas di sebuah kursi diruang tunggu, perlahan-lahan mulai bosan dengan orang-orang yang ada disekitarku.
Hari ini, harusnya Bima, sepupuku menjemputku di stasiun. Tapi, setelah aku tunggu sampai satu jam, masih belum ada kabar beritanya.
Lagu Jordin Spark yang No Air mendadak terdengar dari hapeku.
Aku melihat layar hapeku, dengan sigap aku langsung menekan tombol yes, dan sudah mulai mengomel tanpa jeda. Bima, sepupuku yang ada di sebrang langsung berkata, " Ta, uda selesekan? kamu mau pulang kan? Ayo cepet keluar dari stasiun". Aku yang hendak mulai mengomel lagi, langsung berhenti dan langsung menutup telpon. Bergegas aku keluar dari stasiun, dan mulai mencari sosok Bima.
Seseorang mendadak ada yang menepuk pundakku.
Seketika aku langsung menoleh, dan langsung tersenyum sumringah.
" Ya ampun Bimaaa... aku nungguin kamu satu jam, kemana aja kamu?" Aku langsung meluncurkan omelan yang tak sempat aku lontarkan di telpon tadi.
Bima hanya membalas dengan cengiran, dan langsung membawakan 2 koperku ke dalam bagasi mobilnya.
Setelah itu, Bima langsung membukakan pintu mobil jazz hitam miliknya, dan mempersilahkan aku untuk masuk ke dalam mobil itu.
" Maap, Ta.. tadi aku masih sibuk di kampus. Lupa juga yang mau ngasitau kamu" sahut Bima akhirnya waktu dia duduk di dalam mobil.
Aku hanya tersenyum mendengar jawaban Bima.
***
Bima, dia adalah sepupuku yang aku anggap sebagai kakakku.
Entah sejak pertama kali aku bertemu dengannya 10 tahun yang lalu, aku merasa nyaman dengan dia.
Dengan sikap dia yang selalu melindungi aku.
Sesampainya dirumah Bima,
" Lho, Tata.. Ya ampuun.. uda besar sekarang kamu, nak. Tambah cantik pula"
Bude Tia menyambut kedatanganku dengan sapaan yang hangat. Membuatku merasa nyaman dengan suasana dirumah Bima.
" Hahaha iya Bude. Alhamdulillaah.. kalo Tata ternyata tambah cantik" sahutku tersipu.
" Waduh, Ibu. Ngapain bilang Tata tambah cantik, wajahnya jadi merah nanti" Bima mendadak menimpali sambil mencubit pipiku.
Aku langsung melirik ke arah dia, dan langsung membalas cubitannya.
"Hahaha sudah,sudah.. Tata pasti capek kan? Sebentarlagi Bima bakal nunjukin kamar Tata. Abis itu, Tata ganti baju trus langsung makan ya.. Bik Ijah uda nyiapin makan siang buat Tata" ucap Bude sambil tersenyum ke arah Tata.
Tata mengangguk, dan kemudian langsung diantar oleh Bima ke kamar yang telah disiapkan.
" Ini kamarmu, Ta. Itu kamarku, kalo kamu apa perlu sama aku, tinggal ketuk aja kamarku. Aku bakal bukain kok" ujar Bima sambil nunjuk ke arah kamar yang letaknya bersebrangan dengan kamar Tata.
" Oke, siap Bima" sahutku sambil langsung masuk ke kamar.
***
" Ta.." terdengar suara Bima dari luar kamar memanggilku.
Aku langsung membukakan pintu kamarku.
" Ya? ada apa Bim?" tanyaku dengan raut penasaran.
" Jalan-jalan yuk. Hahaha aku bosen nih. Kamu mau kan?"
" Kemana?"
"Muter-muter kota Yogya aja. Gimana? kamu kan pasti pengen banget jalan-jalan"
"Hahaha iyaaa... ayoo.. Aku mau kok" sahutku dengan raut wajah senang.
Hari ini, acara untuk jalan-jalanpun menjadi agendaku.
Bima dengan senang hati langsung membawaku berkeliling kota Yogya.
Entah, apa karena Kota Yogyanya yang telah membuatku terkagum-kagum dengan daerah tersebut, ato karena aku memang belum pernah ke Yogya sama sekali.
Aku benar-benar merasa sangat senang dengan kota ini, melebihi dari kota ku sendiri, Surabaya.
" Bim, gatau kenapa kok aku ngerasa kagum banget ama kota ini. Beda banget suasananya" ucapku sambil tersenyum sumringah.
Bima hanya membalas dengan tawa renyahnya.
" Kamu harus keliling daerah alun-alun yang ada di keraton, Ta. Entah kenapa kalo aku kesana selalu ngerasa seneng banget"
Tata hanya tersenyum mendengar perkataan Bima.
Perkataan Bima membuatku tersenyum dan mulai merasa apa yang dikatakan oleh Bima benar.
Aku ngerasain apa yang Bima rasain, yaitu merasa sangat senang berada di alun-alun yogya.
Keindahan kota Yogya, membuatku merasa sangat yakin, aku tidak salah untuk melanjutkan sekolahku di kota ini.
Komentar
Posting Komentar