" Itu maksudnya apa?"
tanyaku dengan penuh selidik
" Hm.. aku pengen dia jadi calon istriku"
Deg! mendadak perasaanku langsung terasa sakit
Dalam hati, aku hanya merutuk diriku saja
" Ta, kamu bodoh telah melepaskan dia dulu. Dan sekarang dia telah memilih yang lain"
Aku terus berkata demikian dengan perasaan menyesal
" Oh.. semoga dia benar-benar calon istrimu yang telah Tuhan persiapkan untukmu, Jun"
"Makasi, Ta"
***
***
Percakapanku dengan Juna semalam, telah membuatku merasakan penyesalan yang amat mendalam
Rasanya aku ingin menarik Juna kembali ke dalam sisiku
Rasanya aku ingin berkata kepada Juna, " Jangan pergi.. Aku butuh kamu"
Dan hatiku kali ini benar-benar terasa sakit, merasa tidak ikhlas dia dengan orang lain.
Selama ini, Juna yang selalu ada didekatku
Sekalipun aku dengan orang lain, dia tetap berada disampingku.
Dia tetap setia menjadi temanku, sekalipun dia merasa sakit hati denganku yang seenaknya pergi dengan orang lain, padahal jelas-jelas dia menyukaiku.
Aku tau perasaan dia seperti apa terhadapku
Dan sekarang, di saat dia telah memutuskan untuk berhenti menyukaiku, dan beralih dengan yang lain..
Akupun tidak ikhlas.
"Ta, bodoh. Kamu bener-bener bodoh"
aku selalu menyalahkan diriku sendiri
***
"Taaa.. dimana?"
" Aku dirumah, ada apa Jun? Gimana? pasti Juna uda pacaran ama dia ya?"
"Pacaran? Ngga, Ta. Ternyata dia bukan calon yang telah dipersiapkan Tuhan untukku"
Saat mendengar ucapan Juna ditelpon, rasanya hatiku tidak terasa sakit lagi. Perasaan lega pun mulai datang.
" Ta, awalnya aku berniat ungkapin perasaanku itu ke kamu. Tapi, karena aku ngerasa kamu ga suka ama aku, jadi aku mutusin buat mundur"
Disaat aku mendengar perkataan Juna, aku langsung tersentak kaget.
" Juna bodoh, kenapa ga nyoba aja bilang semua ke aku? Kenapa ga langsung aja bilang?"
Aku hanya bisa terus berkomentar kepada dia.
" Sikapmu yang ngebuat aku jadi milih mundur, Ta. Kamu seperti tidak menyukaiku"
" Juna bodoh.. Juna tau, kemaren waktu kamu bilang kalo kamu itu bakal milih dia jadi calon istrimu, bener-bener dah buat aku nangis seharian. Udah ngebuat aku sakit ati banget" ungkapku
" Ta? beneran? kamu ga boong kan?"
"Ngapain boong? beneran, Junaaa.."
"Taaa.. aku bentarlagi kerumahmu, aku ungkapin semua perasaanku ke kamu"
" Aku tunggu Jun"
Sejak saat itu, akupun merasa lega
Dan masalah hatiku? Sekarang aku yakin, seperti apa perasaanku terhadap Juna
Dan akupun tidak akan menyia - nyiakan dia untuk kesekian kalinya
Karena dia, orang yang butuhkan
Lelaki yang bisa aku anggap sebagai kakakku, teman curhat, dan calon suamiku kelak
dan yang paling penting, dia lelaki yang sangat sayang kepadaku
" Ta? beneran? kamu ga boong kan?"
"Ngapain boong? beneran, Junaaa.."
"Taaa.. aku bentarlagi kerumahmu, aku ungkapin semua perasaanku ke kamu"
" Aku tunggu Jun"
Sejak saat itu, akupun merasa lega
Dan masalah hatiku? Sekarang aku yakin, seperti apa perasaanku terhadap Juna
Dan akupun tidak akan menyia - nyiakan dia untuk kesekian kalinya
Karena dia, orang yang butuhkan
Lelaki yang bisa aku anggap sebagai kakakku, teman curhat, dan calon suamiku kelak
dan yang paling penting, dia lelaki yang sangat sayang kepadaku
Komentar
Posting Komentar