21.00 WIB
Tepat waktu itu, aku berlari ke ruang isolasi di sebuah rumah sakit.
Aku benar-benar merasa kebingungan dengan kenyataan yang menurutku itu tidak mungkin terjadi.
Bima, seseorang yang pernah ada di masa laluku.
Dia berada di rumah sakit.
Aku melihat kerumunan orang-orang di balik ruang isolasi tersebut.
Seseorang langsung memelukku, dan menangis dipelukanku.
Aku benar-benar merasa lemas.
Mataku mulai kabur, airmata pun tidak dapat aku bendung lagi.
" Bima uda ga ada, Tar"
ucap seseorang kepadaku, tak lain adalah ibu Bima.
Aku tidak menjawab perkataan Ibu Bima. Aku benar-benar langsung terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi.
Mataku nanar melihat semua orang yang ada didepan ruang isolasi.
" Dia tadi manggil nama Tara terus. Makanya, tante langsung nelpon Tara. Maaf ya nak, kalo uda ganggu Tara malem-malem" Ibu Bima terus berbicara denganku, meskipun aku tidak menimpali perkataannya.
" Tante.. ini boong kan? Bima ga bener-bener meninggal kan?" akupun akhirnya mulai berbicara, meskipun sedikit tercekat di tenggorokan.
" Taraaa.. ini beneran sayaang. Bima meninggal, itu semua ga boong" sahut Ibu Bima sambil terus memelukku.
" Bima sakit apa tante? kenapa dia gak pernah cerita ke Tara?" tanyaku sambil terus menangis.
" Dia selama ini punya penyakit liver, Tar. Dan selama ini, dia memang ga mau ngasitau ke Tara. Karena dia takut kalo Tara tau, Tara bakal ninggalin dia" Sahut Ibu Bima.
Mendengar perkataan Ibu Bima, Tara langsung bergumam sambil menangis, " Bima bodoh, kata sapa aku bakal ninggalin dia"
" Oya Tar, ini ada surat dari Bima. Tadi, dia sebelum meninggal, nyuruh tante ngasi ini ke Tara" Lanjut Ibu Bima sambil memberikan sepucuk surat.
Tara pun langsung membuka surat itu.
Tara,
Gatau lagi aku harus ngomong apa sama kamu,,
aku cuma mau bilang sampe kapanpun, aku itu sayang kamu.
Sekalipun aku itu overprotect, aku cemburuan, aku terlalu ngekang kamu.
Semua itu semata-mata karena aku terlalu sayang kamu,
Aku ga mau kamu sama orang lain, aku maunya kamu itu cuma buat aku, ada buat aku.
Karena aku tau, aku itu ga bakal lama buat hidup.
Aku cuma pengen manfaatin waktuku itu cuma sama kamu.
Maafin aku ya..
Mungkin aku terlalu pengen memonopoli kamu selama aku bareng kamu
Bima
Airmataku pun mulai menetes kembali.
Aku terus menangis sambil terus membaca ulang isi surat Bima.
Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi tentang Bima, tentang sikap dia dulu terhadapku.
Yang terpenting, aku sekarang tau dia memang sayang aku, tapi dengan caranya sendiri.
Komentar
Posting Komentar