Namanya Alan
Aku mengenalnya disaat aku berada di toko buku langgananku
Dia baik, ramah dan paling penting rajin beribadah
Entah sejak kapan aku mulai sering pergi berdua dengan dia
Nyaman? mungkin perasaan itu yang membuatku menjadi semakin dekat dengan dia
Dia lebih tua denganku 4 tahun
Secara umur, dia tampak dewasa
Secara tidak sengaja, aku merasa dia adalah seseorang yang selama ini aku cari
Lelaki yang menurutku bisa menjadi seorang imam untukku kelak
MasalahTampan?
Tidak, dia tidak tampan.
Tapi dia berkharisma menurutku
Setiap aku punya masalah, diapun selalu mau mendengarkanku dan tidak segan-segan selalu memberikan solusi kepadaku.
***
" Dia siapa, Tar?" Mendadak Caca datang ke kamarku langsung menanyaiku tanpa basa-basi.
" Yang mana?"tanyaku sambil terus membaca novel yang baru aku beli.
"Tadi, yang ke kos. Tumben, kamu ga pernah cerita ke aku" timpal Caca dengan wajah penuh selidik.
" Ohh.. itu Alan, Ca" sahutku santai.
" cuma temen aja, Tar? Gak lebih?" tanya Caca, dia merasa kurang puas dengan jawabanku.
"Iya, cuma temen aja" sahutku yakin.
" Tapi, kenapa kalian sering pergi berdua gitu?"
Aku mulai berhenti membaca novel, dan langsung menoleh ke arah Caca.
"Hm.. Gimana ya Ca. Karena menurutku kita memang temen. Gak lebih kok. Sekalipun aku sering pergi sama dia, kan belum tentu aku ada apa-apa dengan dia, Ca" sahut dengan nada mantap.
Caca langsung terdiam.
Entah apa yang dia pikirkan tentangku.
Tapi dari raut wajah dia, terlihat seperti tidak percaya dengan apa yang aku katakan.
Dia hanya menatapku terus, dan langsung keluar dari kamarku tanpa berkata apa-apa lagi.
nyari jodoh bukan kayak beli hape yang setahun kemudian bisa di ganti yang baru, pikirin matang2 baru tentuin piliahan
BalasHapus-.- ini cuma cerita
Hapusmungkin caca melihat kamu lebih dari teman dengan alan
BalasHapus